Senin, 27 Juni 2011

Essences, sebuah cerita.

Essences. Sebuah kata biasa yang sebenarnya memiliki arti mendalam untuk sebuah nama bagi kelas kami. Kata ini memiliki arti dalam berbagai macam bahasa yakni:
Essences in English = Essences à pokok/inti
Essences in Deutschland = Elf Science Eins à 11 ipa 1
Essences in Indonesia (dengan penggabungan kedua arti diatas) = Kelas 11 nomor 1 yang merupakan kelas inti dari jurusan IPA
      Tak disangka bukan? Sebuah kata sederhanana tanpa embel-embel unggulan, hebat, ataupun rupawan (walau pada kenyataannya begitu :p) bisa memiliki arti yang sangat FENOMENAL.
      Layaknya nama yang diberikan, penghuni kelas ini bisa menipu anda. Jika anda hanya melihat kami dari luar kelas, anda akan menilai bahwa kami adalah anak-anak yang rajin. Rajin belajar, menabung dan sholat. Akan tetapi, sebenarnya kami adalah para penghuni yang tak ada duanya apalagi bandingannya. Karna itu, jangan menilai kami hanya dengan sekilas pandang, tapi kenalilah kami lebih dekat, dan rasakan bedanya!!! Hahahaha... Anda akan mendapat serangan sakit perut mendadak karena tak bisa berhenti tertawa melihat pola pikir kami dan bagaimana kami bertindak. Anda akan merubah pandangan anda 180o karena kami sebenarnya adalah supermeeennn!!!  berbeda jauh dari yang anda bayangkan.
      Para penghuni terakhir Essences ini membentuk sebuah kerajaan dengan rajanya, M. Syafwan Hadi Norman , si Kyai Kondang ternama yang dipilih karena kekondangannya  ketampanannya. Sang raja ini selalu ditemani oleh ajudannya yang setia mengekor setiap langkah kemanapun dimanapun dan kapanpun hendak perginya sang raja, yang bernama Rahmat Putra Kusumawati .
      Kemudian para pejabat kerajaan, seperti halnya sekretaris di sebuah perusahaan, yang pastinya berpenampalian menarik dan bersuara menggoda. Begitu juga dikerajaan ini, ada Chintya yang selalu bisa mejatuhkan gelas hati para lelaki duda tampan dan Manda yang selalu sukses menina-bobo’kan menggoda para pengawal relasi kerajaan dengan suaranya.
      Bandar judi keuangan kerajaan diatur oleh 3 wanita jomblo yang jujur dan  teliti dalam mengatur kas kerajaan (sehingga raja masih bisa makan nasi sampai saat ini). Mereka adalah Indah a.k.a mami yang hobi nyanyi lagu galau dengan suara seriosanya, Farrah a.k.a yayak si anak Paskib yang merangkap juru meracuni masak kerajaan, dan Nadhifah a.k.a difa yang suaranya macem toa’ lebih lantang dari mami (sampai orang yang pakai mic saja kalah!).
      Suatu hari, sang raja mengadakan kontes “tarung dangdut” di taman istana dikarenakan beliau merasa jenuh akan setiap detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun yang dilalui hanya bersama sekertaris dan bendahara yang cantik-cantik tanpa sang Ratu, Pangeran, dan Putri. Mereka telah kabur beberapa tahun silam karena saat itu raja lebih senang menghabiskan waktunya dengan ajudannya yang setia daripada dengan mereka. Yang mulia Raja pun mengundang beberapa wanita kelas atas dari berbagai negara untuk menonton kompetisi ini dan menjamu mereka sebuah makan malam yang takkan terlupakan oleh wanita manapun karena kalau mau makan harus bayar 100dinar, seperti Putri Kanti yang wajahnya sangat bule budak lebak bagi kerajaan dari Negara Jerman, Putri Reni dari Negara Korea Komring Area yang sangat menyukai warna ungu, Putri Wiwid dari Negara Amerika yang wajahnya asli orang Indonesia blasteran, Putri Marezhaq dari negara ayam Turki yang memiliki perusahaan ayam jilbab terbesar, Putri Ummul dari Negara Mesir yang semua barangnya terbuat dari pasir berwarna coklat, Putri Gora dari Negara Jepang yang mendapatkan gelar Putri Nadeshiko, istilahnya tuh putri ter-Ayu yang identik dengan rambut panjang mirip sadako/kuntilanak dan Putri Annisa dari Negara chaiya chaiya India yang merupakan salah satu artis Bollywood putri yang beretiket dan bertata krama terakreditasi A sangat baik diantara putri lainnya. Raja mengharapkan, diatara salah satu tamu kehormatannya tersebut, ia akan menemukan pengganti posisi ratu untuk rakyat dan hatinya nanti #eeaa!!!
Tiga artis dibalik papan atas kerajaan ikut serta dalam memeriahkan kompetisi ini, yaitu Talita yang selalu joget dak jelas ceria, Soraya yang selalu makan multitalented, dan Desy yang kalau marah nyeremin matanya cantik. Mereka adalah juara bertahan sejak tahun 2010 sampai 2011, telah memenangkan piala Adipura “Ratu Dangdut” sebanyak 3x berturut-turut, dan menobatkan diri mereka sebagai yang terBohai di kerjaan. Sungguh sebuah pencapaian prestasi yang mengagumkan! Akan tetapi, nampaknya mereka tidak akan menang mudah dalam kompetisi kali ini, karena pesaing terberat mereka selama ini-walaupun tidak pernah menang-juga ikut, yaitu Anin si tengkorak hidup seksi yang ayu, Icha icha di dinding si seksi yang tidak lulus dalam melafal alfabet dan Tanty si toko mie berjalan  putih, cantik, dan kaya yang modis. Dimana trio wanita cantik muda dan berbakat ini adalah trio terkurus terseksi yang dipatenkan oleh kerajaan. Bisa dikatakan, ini adalah perang Bohai VS Seksi yang spektakuler karena hadiah yang diperebutkan.
Raja menjanjikan hadiah yang sangat mewah bagi pemenang kontes ini, yaitu sebuah gerobak sampah mobil Mercedez Benz SUV X5 hitam dan akan dijadikan selir (jika ia wanita) untuk ajudannya yang sangat setia dan ksatria. Karena Raja sudah menganggapnya sebagai salah satu anggota keluarga kerajaan, maka otomatis yang akan menjadi selirnya pun akan masuk keluarga kerajaan dan hidup mewah di dalam istana. Siapakah yang akan memenangkan hadiah istimewa ini? Kita lihat saja nanti, karena Wallahualam... hanya Allah SWT. yg mengetahuinya.
Raja menonton acara tersebut melalui balkon menara kiri atas yang tepatnya 10cm dari tepi kanan menara, turun sedikit ke bawah sekitar 5cm, dan lebarnya 50m x 50m bersama para tamu kehormatan dengan didampingi ajudannya yang selalu duduk disebelah kanannya, menandakan ia melindungi sang raja. Acara tersebut berjalan dengan sangat lancar, meriah dan sengit, apalagi diprotokoli dibawakan oleh Professor Doktor Insyinyur Haja Anggi Puspa Hati hati dijalan yang baru saja kembali dari alamnya masa belajarnya di Unversitas BSI Oxford dengan jurusan Broadcast di Inggris. Komentar pedas dari sang juri para pakar dangdut (Dery si ahli goyang dangdut murni, Isqi si pakar abal-abal vokal dangdut, dan Bima Ryanda si gitaris ahli musik dangdut) membuat para peserta harus tahan banting serta jatuh bangun diatas panggung. Untungnya panggung tersebut telah di desain sedemikan dan sedetail mungkin dengan menggunakan keakuratan penghitungan sudut, titik berat, momen gaya, gravitasi bumi dan sederet rumus fisika lainnya oleh pakar bekelakar pendidikan kerajaan, Bima Deniansha, sehingga panggung tetap dapat berdiri kokoh. Tak lupa, panggung ini didesain oleh lulusan desain interior terbaik kerajaan, yaitu Syiroja Isyatirrodiyah. Hobinya yang suka mengapak orang kayu disekitar rumahnya, membuat ia terinspirasi untuk menghias panggung tersebut dengan kapak berantai yang bergelantungan disekitar lampu sorot utama. Tak diragukan lagi, ia memang lulusan desain interior terbaik.
Ditengah-tengah berlangsungnya acara, agen kerajaan, Oktarida a.k.a Ook si ahli pemecah botol, kaleng dan barang bekas kasus-kasus sulit dan Nazhif a.k.a Najeb si penjebol bank dan rumah warga sistem keamanan musuh kerajaan, mendeteksi adanya hal yang aneh disekitar istana. Merekapun memeriksa istana secara gerilya. Dan ditemukanlah seekor beruang yang sedang mengamuk sambil menghamburkan-hamburkan uang recehan di sekitar pagar belakang istana. Agen Ook pun segera menghubungi Jenderal kerajaan, yang pada acara ini sedang menyamar sebagai preman, Jend. Izzaty. Sang jenderal yang sigap langsung menuju tempat perkara dan melumpuhkan beruang tersebut lalu memunguti uang yang dihamburkan dengan sombongnya oleh si beruang. Agen Najeb mengotopsi beruang tersebut lalu Agen Ook membaca hasilnya dan memutuskan bahwa beruang tersebut adalah .................. Dandy si pengawal istana yang tertukar dikutuk karena banyak makan harta anak yatim daging ayam. Dandy pun dibawa menghadap ahli ilmu hitam di istana, Sandria APS(ahli penyakit siput) dan AS(ahli siput). Karena menurut kabar anak burung, Sandria ini bisa menghapus kutukan tersebut pakai penghapus.
“DOORRR!!!” tiba-tiba suara kembang api tembakan terdengar dari taman istana, tempat pelaksanaan “tarung dangdut” yang telah tiba di peghujung acara, pengumuman pemenang. Semua orang berlari kesana kemari karena panik, tapi tidak dengan si ajudan. Dia sudah berdiri melindungi raja dengan menjadikan badannya sebagai tameng sebelum bunyi tembakan itu terdengar. Jendral pun langsung membekuk si pelaku yang ternyata adalah sang nenek Ratu, Utari. Tetapi untunglah tembakan tersebut tidak mengenai sang Raja, melainkan si kontestan pemenang “tarung dangdut”, Encim. Jend. Izzaty membawa sang Ratu, Agen 1 dan 2 menghadap Ajudan Raja, mamat Rahmat di ruang pengakuan dosa yang ada di ruang bawah tanah istana. Setelah di interospeksi, ternyata sang Ratu lah yang mengutuk Dandy agar perhatian keamanan kerajaan teralih dan melakukan percobaan pembunuhan terhadap sang raja karena cemburu. Sang Ratu tak ingin posisinya diganti oleh siapapun, karena dia tak ingin ada wanita yang lebih kaya raya dari dirinya. Raja yang mencuri dengar dan mengetahui alasan sang Ratu yang seperti itu, raja jadi sedih hatinya dan mengajak kembali sang ratu untuk tinggal di istana dan berjanji untuk membagi waktunya agar hal yang sama tak terulang kembali. Sungguh raja yang bodoh bijaksana nan baik hati!
Di tempat kejadian penembakan, Encim yang menjadi korban segera terlupakan karena kembalinya sang Ratu ke Istana. Putri Sekar yang datang untuk meninjau hasil kerja ibu dan kakaknya. Ketika menemukan kakaknya, Pangeran Fakhri a.k.a Encim, di atas panggung dengan bersimbah darah sambil memegang piala, spontan saja ia langsung tertawa dan sujud syukur menjerit dan menangis. Para tamu dan kontestan yang masih bersembunyi karena melihat insiden tembakan itu segera keluar mendengar jeritan sang Putri lalu menghampirinya. Putri Kanti yang merupakan teman dekat suster Kartika, langsung menghubunginya dan memintakan bantuan untuk Pangeran encim Fakhri. Suster istana itupun malas segera membawa sang Pangeran ke ruangan penyembuhan setelah menghubungi dokter Kerajaan, Mia. Sang dokter berusaha keras untuk membunuh mengeluarkan peluru cinta yang menancap dalam di punggung sang Pangeran bersama dokter Ulfah a.k.a Upla, si ahli bedah, dengan menggunakan kekuatan bulan. Sialnya  Peluru itu berhasil dikeluarkan dan sang Pangeran bisa sehat serta beraktivitas seperti sedia kala berkat bedahan dr. Upla dan obat dari dr. Mia.
Putri Sekar meminta maaf pada ibunya, Ratu Utari, yang hampir bahagia koma mendengar bahwa kakaknyalah yang tertembak oleh ibunya. Ia yang menyuruh kakaknya untuk ikut serta dalam kompetisi itu, karena ia yakin kakaknya itu pasti menang. Akan tetapi, sang Pangeran pun sebenarnya sangat mau disuruh sang Putri, karena ia ingin menunjukkan bahwa ia adalah kakak yang hebat.
 Sang Ratu, Pangeran dan Putri yang kembali ke kerajaan, membuat para tamu kehormatan raja kesal karena tidak jadi dipilihnya Ratu yang baru dari mereka dan begitu pula dengan pejabat istana, karena ratu yang suka mengomel telah kembali.
Pemenang “tarung dangdut” tetap diberikan kepada Pangeran Fakhri, hanya saja hadiah untuk menjadi selir ajudan Raja dibatalkan karena Pangeran Fakhri bukanlah wanita tulen melainkan lelaki jadi-jadian yang nampaknya mau saja mengambil hadiah tersebut dan si Ajudan juga tidak mau karena merasa dirinya masih normal. Kehidupan di Essences pun kembali ceria dan semua damai.
                              Selesai

2 komentar:

  1. ay Mi,, harusnyo abes diotopsi Najep, beruang itu kucincang2 pake kapak, kito injek rame2, entuk2ke palaknyo ke dinding, la bedarah meler, baru enjukke Sandria. biar lebih dramatis gituu,
    Terus, pas la ngadep Sandria, gek Dandy nyo ngesot2 sambil nangis mintak ampun. Dio nanges sejadi2nyo, mukul2 lantai biar kutukan itu diapuske. Dem itu, aku todong ke kapak nyuru dio janji supayo dak ganggu istana lagi. Dio janji, naa baru kutukannyo diapuske ole Sandria.
    Lebih memukau kan ceritonyo?? ahhahah

    BalasHapus
  2. masyaAllah jak... dak madak woo..
    gek laju cak cerito psikopat be.. hahahahah XD

    BalasHapus